Robert

Senin, 27 Oktober 2014

Masalah – Masalah dan Fenomena Sosial Yang Terjadi Saat ini



Pengertian Masalah dan Fenomena Sosial

Masalah Sosial adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan atau sebagai kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya (Jenssen, 1992). Masalah sosial dipandang oleh sejumlah orang dalam masyarakat sebagai sesuatu kondisi yang tidak diharapkan.

Fenomena sosial dapat diartikan sebagai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang terjadi dan dapat diamati dalam kehidupan sosialnya. Salah satu fenomena sosial yang terdapat dalam kehidupan kita sehari-hari adalah adanya masalah-masalah sosial yang timbul baik dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat.

Pengertian fenomena sosial adalah kondisi dimana manusia menganggap segala hal yang dialaminya adalah sebuah kebenaran absolut. Padahal, hal itu sebenarnya adalah kebenaran semu yang dibuat melalui simulasi simbol-simbol, kode-kode yang dicitrakan sedemikian dari sebuah objek yang benar. Sebagai contoh dari fenomena masalah sosial adalah Pengemis.

Pengemis adalah fenomena sosial yang mulai dipandang sebagai masalah serius, terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan politik yang ditimbulkannya. Modernisasi dan industrialisasi sering kali dituding sebagai pemicu, diantara beberapa pemicu yang lain, perkembangan daerah perkotaan secara pesat mengundang terjadinya urbanisasi dan kemudian komunitas-komunitas kumuh atau daerah kumuh yang identik dengan kemiskinan perkotaan.

Penyebab Terjadinya Fenomena Masalah Ini

Pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Masalah pengemis adalah masalah yang pelik. Hal ini tidak bisa dilihat hanya dari satu sudut pandang. Masalah pengemis, pengamen, dll., merupakan masalah dari berbagai aspek, seperti politik, sosial, dan ekonomi. Banyak alasan yang mendasari seseorang atau sekelompok orang terjun menjadi pengemis.

Indonesia merupakan negara berkembang ‘identik dengan ‘kemiskinan’. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa. Dapat dilihat pada setiap kota pasti ada daerah yang perumahannya berhimpitan satu dengan yang lain, banyaknya pengamen, pengemis, anak jalanan dan masih banyak lagi keadaan yang dapat menggambarkan ‘masyarakat miskin perkotaan’. Bahkan di malam hari banyak orang-orang tertentu yang tidur di emperan toko pinggir jalan. Kondisi demikian sangat memprihatinkan dan harus segera di atasi.

Salah satu hal kecil yang bisa dilakukan untuk membantu anak-anak kecil yang bekerja sebagai pengamen cilik, pedagang asongan, pengemis, dan lain sebagainya di jalanan adalah dengan tidak memberi mereka uang serta memberi tahu orang lain untuk tidak memberi juga walaupun merasa sangat kasihan. Apabila tidak ada satu orang pun yang memberi mereka uang, maka anak-anak jalanan tersebut tidak akan ada. Alangkah lebih baik jika uang tersebut kita kumpulkan untuk membantu biaya pendidikan mereka daripada kita membantu biaya foya-foya preman yang mempekerja paksa anak di bawah umur, biaya hidup orangtua yang memaksa anaknya bekerja di jalan sedangkan mereka hanya melihat dari jauh, dan lain sebagainya. Jika mereka terbiasa mendapat uang mudah dari bekerja di jalan, maka mereka setelah besar / dewasa kelak akan tetap menjadi pekerja jalanan.


Upaya Mahasiswa Mencegah Masalah Ini

            Fenomena pengemis ini sangat berkaitan erat dengan kemiskinan oleh karena itu Salah satu cara mahasiswa turut berkontribusi dalam melawan kemiskinan adalah dengan mendekati lembaga-lembaga penghimpun dan penyalur zakat. Saat ini, sudah banyak lembaga-lembaga zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) yang berdiri di Indonesia. Kehadiran mereka tentu menjadi angin segar bagi percepatan pengentasan kemiskinan dengan programnya masing-masing. Ada lembaga ZIS yang fokus pada pemberian beasiswa bagi anak sekolah kurang mampu, ada yang sasaran utamanya anak-anak yatim, ada yang programnya lebih ke arah pemberdayaan, dan lain sebagainya. Meskipun masih belum mampu menjangkau seluruh masyarakat miskin, namun kehadiran lembaga-lembaga ZIS yang semakin berkembang pesat patut mendapat apresiasi.

Peran mahasiswa, diantaranya adalah mengarahkan lembaga ZIS tersebut agar memberikan bantuan kepada masyarakat miskin di daerah A misalnya, yang selama ini memang belum tersentuh atau bisa juga mengalami situasi tiba-tiba sehingga jatuh miskin. Keberadaan lembaga ZIS yang beraneka ragam menyebabkan pendistribusian zakat menjadi tidak merata, maka mahasiswa dapat berperan sebagai pemberi informasi rekomendasi kepada lembaga ZIS mengenai lokasi pendistribusian zakat. Akan lebih baik jika mahasiswa dapat berkontribusi dengan menjadi karyawan atau relawan di dalamnya, sehingga memiliki pengalaman empirik dalam menghimpun, mengelola, dan mendistribusikan zakat. Lebih dari itu, ada baiknya mahasiswa mencoba menjadi inisiator bagi suatu forum silaturahmi antar lembaga-lembaga ZIS. Tujuan daripada itu, terutama agar dapat saling berkoordinasi untuk meminimalisir penumpukan distribusi ZIS di wilayah atau struktur masyarakat miskin tertentu. Mahasiswa dapat menggagas itu melalui misalnya mengadakan seminar tentang kemiskinan, forum diskusi, atau sekadar lesehan bersama dengan mengundang tokoh-tokoh atau pimpinan lembaga-lembaga ZIS tersebut.